Wednesday, July 01, 2015

Don't tell me how I miss everything in Surabaya!

Saya sebenarnya sudah nekad mau pulang lebih awal untuk berlebaran dengan keluarga dan menyelesaikan tesis dari rumah saja. Tinggal dikit, dan pingin berhemat. Maklum tidak ada lagi beasiswa buat hidup. Meski tuition masih tetap bebas sampai akhir semester di bulan November nanti. Bahkan aku sudah booking one-way ticket. Maunya sih, begitu supervisor okay, tiket akan langsung aku confirm.

Apa daya, Chris, supervisor membujuk saya (eh..memberi pertimbangan) untuk tetap tinggal saja di Melbourne. "It's only a month, Tiwi." Ayolah, kurang sak crit. Sabar ya, toh akhir Juli kamu pasti akan pulang juga buat conference di Unair. Kami yang akan belikan kamu tiket pulang nanti. Would that help? 

Jadi begitulah hari-hari saya saat ini. Setelah anak-anak pulang for good akhir Mei lalu, saya praktis sendirian mengejar waktu agar segera selesai. Alhamdulillah completion seminar saya lalui dengan amat memuaskan pada awal Juni lalu. Sekarang dalam proses pembenahan dan penyempurnaan tesis. Sejak pagi sampai malam, waktu saya habiskan di kantor, baca dan nulis di depan desktop. Penyeimbang hidup adalah sesekali nongol di rumah teman, cari makan gratis, curhat, ngaji, telpon atau skype dengan keluarga. 

Di bulan puasa ini, saya malah sudah menutup dapur saya. Cuma masak nasi saja, dan beli lauk dan sayur take-away di resto Indonesia. Yang menyenangkan, tiap hari Jumat-Minggu, selalu ada iftar di Surau Kita, masjid komunitas Indonesia. Pada akhir pekan, jamaahnya bisa melebihi 100 orang. Jadilah sejak menjelang Maghrib saya sudah berada di tengah para sahabat. Iftar bareng, shalat Maghrib, Isya, dan Tarawih bareng. Ceramah dari para ustadz keren yang didatangkan langsung dari Indonesia. Urusan sahur bisa diatasi dengan sisa makanan iftar yang sudah dipack dan dijual murah untuk infaq. 

Seberapa besarpun rasa kangen saya pada keluarga dan tanah air, saya harus bersabar untuk mendapatkan hasil yang selama ini diperjuangkan. Syukurlah, Ganta dan ayahnya justru menginginkan saya tetap focus ke tesis dan tidak mengkhawatirkan hal-hal yang remeh di rumah. Kalau Adzra sih, namanya juga anak kecil, selalu bilang 'I miss you, mommy.' Untungnya juga bila diajak ngobrol, apakah ingin ibunya segera pulang atau selesaikan tesis dulu, dia selalu jawab, 'I want you to finish your thesis, mommy.'


Bismillah, semoga Allah memberi kemudahan urusan dan kekuatan pada pada kita semua. Aamiin.

No comments: